A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk
Budaya
Manusia
merupakan makhluk Tuhan di Dunia. Makhluk Tuhan yang ada di dunia ini terdapat
empat macam yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Akal budi merupakan
hal yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Akal budi yang
membuat manusia lebih istimewa akal budi pula membuat manusia dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Asal mula akal
budi yaitu budi berasal dari Bahasa sanksekerta budh yang artinya akal.
Sedangkan budi dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia merupakan bagian dari kata
hati paduan akal dengan perasaan yang mana dapat membedakan hal baik dan hal
buruk terhadap sesuatu hal. Kata budi
dapat pula dikaitkan dengan hal tabiat, peringai, akhlak.
Menurut Sutan
Takdir Alisyahbana mengungkapkan bahwa budilah yang dapat membuat manusia
mengembangkan sesuatu dan dapat memperluas hubungan yang dimana bisa dinilai
secara objektif oleh manusia itu sendiri dalam menentukan pengembangan hubungan
yang dilakukan. Dengan akal budinya manusia dapat berkembang menjadi manusia
yang lebih inovasi, dapat bebas berkreasi menciptakan sesuatu, menemukan hal
baru dan akhirnya untuk dikembangkan juga, mampu berlaku hal – hal baik dan
buruk secara selektif, meperbarui sesuatu, memperbaiki hal yang tadinya rusak,
bahkan meningkatkan sesuatu dengan halnya tersebut yaitu perkembangan. Pola
perkembangna yang dilakukan manusia tidak pernah sama bahkan tiap zaman tiap waktu
ada saja yang di cipatakan, ditemukan, bahkan di kembangkan menjadi hal yang
baru. Berbeda halnya dengan binatang contoh konkritnya seperti manusia dapat
membangun rumah, membuat aneka masakan dengan berbagai cita rasa, menciptakan
fashion pakaian,membuat alat transportasi, sarana komukasi dan banyak lagi.
Tetapi berbeda dengan binatang yang dimana mereka memiliki tempat tinggal
tetapi pola tempat tinggalnya sama tak ada perkembangan dan makanan yang
dimakan pun tidak banyak macamnya. Hal tersebut yang membedakan manusia dengan
binatang, manusia dapat berkembang bukan hanya untuk bertahan hidup tetapi
menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan menggunakan inovasinya pun bisa
untuk mencapai kepentingan hidup dari manusia-manusianya.
Kepentingan
hidup manusia adalah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup dari manusia
itu sendiri. Secara umum kebutuhan manusia dibagi dua yaitu kebutuhan jasmani
dan rohani. Kebutuhan jasmani seperti halnya makan, minum, bernafas, isturahat,
dll. Sedangkan kebutuhan rohani seperti kasih saying, pujian, kebebasan,
perasaan terlindungi, penghargaan, dsb. Menurut Abrahan Maslow seorang ahli
psikologi berpendapat bahwa kebutuhan dibagi menjadi lima tingkatan, dan
tingkatannya sebagai berikut:
1.
Kebutuhan fisiologis (physiological needs) merupakan kebutuhan
yang merupakan kebutuhan dasar , primer, vital. Kebutuhan ini menyangkut
fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan
makanan, pakaian, tempat tinggal, sembuh dari sakit, kebutuhan seks, dan sebagainya.
2.
Kebutuhan akan rasa aman dan
perlindungan (safety and security needs).
Kebutuhan ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, terlindungi
dari bahaya, dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan
tidak adil, dan sebagainya
3.
Kebutuhan social (social needs) kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia
kawan, kerja sama, persahabatan, interaksi dan sebagainya.
4.
Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) merupakan kenbutuhan yang
dimana kebutuhan ini meliputi kebutuhan dihargainya kemnampuan, kedudukan,
jabatan,, status, pngkat, dan sebagainya.
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) kebutuhan ini
meliputi kebutuhan untk memkasimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan,
bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi, dan sebagainya.
Menurut Maslow kebutuhan manusia yang pertama, dasar
yaitu diawali dari kebutuhan dasar fisiologis hal tersebut kebutuhan yang
paling mendesak untuk melangsungkan kehidupan atau dapat dikatakan hal-hal yang
dapat dikatakan bertahan hidup. Kemudian secara bertahap kebutuhan berkembang
yaitu kebutuhan yang lainnya yang tentu menunjang dan melengkapi kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuha aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia
tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lainnya sebelum kebutuhan dasar manusia
terpenuhi dahulu, karena kebutuhan dasar primer yang dapat menjadi indicator
untuk melengkapi kebutuhan yang lainnya yang tingkatnya lebih tinggi. Oleh
karena itu Abraham Maslow piramida untuk memperlihatkan hierarkis tingkatan
kebutuhan manusia.
Gambar 1 Piramida Kebutuhan Maslow
Dengan akal budi manusia tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya
sebagai makhluk hidup tetapi juga mempertahankan serta meningkatkan derajatnya
sebagai makhluk hidup yang tinggi , istimewa bila dibandingkan dengan makhluk
lain. Manusia tidak sekedar homo tetapi human
yaitu manusia yang manusiawi yang dapat menggunakan hati nurani. Dengan
demikian manusia memiliki dan mampu mengembangkan sisi kemanusiannya.
Dengan akal budi manusia dapat menciptakan
kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil dari akal budi manusa dalam
interaksinya, baik dengan alam maupun dengan manusia lainnya. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta kebudayaan.
B. Apresiasi terhadap Kemanusiaan dan
Kebudayaan
1.
Manusia
dan Kemanusiaan
Istilah
kemanusiaan lebuh menuju dari sifat manusia yang merupakan memiliki hakikat dan
sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat martabatnya yang
dikarenakan memiliki akal budi yang dimana dapat memilah – milih hal baik dan
buruk, hal tersebut yang dapat dikatakan bahwa manusia makhluk yang memiliki
martabat yang tinggi. Kemanusiaan merupakan prinsip atauy nilai yang berisi
keharusan ataupun tuntutan untuk menyesuaikan dengan hakikat dari manusia itu
sendiri. Manusia dalam hakikatnya sebagai manusia bisa dipandang secara
segmental atau dalam arti parsial.
Hakikat
manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal dengan sebutan hakikat
kodrat monopluralis. Hakikat manusia terdiri atas:
a) Monodualis
susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan, meliputi wujud materi
anorganis benda mati, vegetative, dan animalis; serta aspek kejiwaan meliputi
cipta, rasa, dan karsa
b) Monodualis
sifat kodrat manusia terdiri atas segi individu dan segi social
c) Monodualis
kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka yaitu bisa dikatakan pula berdiri sendiri sekaligus juga
menunjukan keterbatasannya sebagai makhluk Tuhan.
Hakikat manusia harus dipandang secara utuh. Manusia
merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna karena ia dibekali akal budi.
Manusia memiliki harkat dan derajat tinggi. Harkat adalah nilai, sedangkan
derajat adalah kedudukan. Pandangan demikian berlandaskan pada ajaran agama yang
diyakini oleh manusia sendiri.
Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang
tinggi maka manusia hendaknya mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan harkat dan martabatnya tersebut. Maka prinsip
kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan
dan penghormatan terhadap nilai dan kedudukan yang telah dimiliki manusia yang
luhur itu. Semua manusia adalah luhur , karena itu manusia tidak harus
dibedakan perlakuannya hanya karena perbedaan suku, ras, keyakinan, status
social ekonomi, asal usul, dan sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one (kemanusiaan adalah satu). Dengan demikian,
sudah sewajarnya antarsesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling
menghargai dan saling menghormati dengan dasar prinsip kemanusiaan itu sendiri.
Prinsip kemanusiaan yang ada dalam diri manusia menjadi penggerak manusia untuk
berprilaku yang seharusnya sebagai manusia.
Di Indonesia dalam pancasila terutama sila kedua
terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan yang adil dan
beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat
manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan norma moral.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan
yang didasarkan pada budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma-norma
baik terhadap diri, sendiri sesame manusia, maupun terhadap lingkungannya
2.
Manusia
dan Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari Bahasa sanskerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi yang artinya budi atau akal diartikan pula sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal
dari kata budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani, sedangkan daya adalah
unsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi dan daya
dari manusia.
Dalam
Bahasa Inggris , kebudayaan disebut culture
yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan. Dalam
Bahasa Belanda cultuur berarti sama
dengan culture. Culture atau cultuur bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Dengan demikian kata budaya ada hubungan dengan kemampuan manusia
dalam mengelola sumber-simber kehidupan, dalam hal ini pertanian. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam Bahasa Indonesia.
Berikut
pengertian budaya atau kebudayaan yang dikemukakan oleh dari beberapa ahli:
a) E.B.
Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b) R.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
c) Koentjaraningrat,
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar.
d) Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.
e) Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun menurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
f) Andreas
Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-strujtur social, religious,
dan lain-lain. Ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistic
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya, berupa prilaku, Bahasa,
peralatan hidup, organisasi social, religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya
ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakatnya.
3.
Perwujudan
Kebudayaan
J.J Hoeningman membagi wujud
kebudayaan menjadi tiga yaitu gagasan, aktivas, dan artefak.
a)
gagasan (wujud ideal) : wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk umpulan ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya.
b)
aktivitas (tindakan) : aktivitas adalah
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan system social. System social ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakukan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c)
Artefak (karya) : Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, di dokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan.
Koentjaraningrat
membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu
a)
Suatu kompleks ide, gagasan, nilai,
norma, dan sebagainya
b)
Suatu kompleks aktivitas atau tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat
c)
Suatu benda-benda hasil karya
Sedangkan
mengenai unsur kebudayaan dikenal dengan adanya tujuh unsur kebudayaan yang
bersifat universal. Ketujuh unsur tersebut dikatakan universal karena dapat
dijumpai dalam setiap kebudayaan di mana pun dan kapan pun berada. Tujuh unsur
kebudayaan tersebut, yaitu
a) Sistem
peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi): yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah
keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para nggota suatu masyarakat, meliputi
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya degnan pengumpulan
bahan bahan mentah, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja,
penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang
berupa benda meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah
kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan
minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat
transportasi.
b) Sistem
mata pencaharian hidup: merupakan
segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem
mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
c) Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial: Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa
satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang
meliputi, antara lain kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan,
sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
d) Bahasa:
merupakan suatu pengucapan yang
indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama
bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa
ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
e) Kesenian
: merupakan segala hasrat manusia
terhadap keindahan. Bentuk kendahan yang beraneka tagam itu timBul dari
permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi amnusia.
Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis
besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
f) Sistem
pengetahuan: sistem pengetahuan
itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat
peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan
tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat
dan tingakh laku sesama manusia, tubuh manusia.
g) Sistem
religi: sistem religi dapat
diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek
keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal.
Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan
hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
Manusia
merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal dan budi daya.
Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan mengembangkan
kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia dengan segala
isi alam raya ini. Hasil interaksi binatang dengan alam sekitar tidak membentuk
kebudayaan, tetapi hanya menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena binatang
tidak dibekali akal budi, tetapi hanya nafsu dan naluri tingkat rendah. Karena
manusia adalah pencipta kebudayaan adalah ekspresi eksitensi manusia di dunia.
Dengan kebudayaannya, manusia mampu menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung
sejarah dunia.
Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud
yaitu:
a)
Wujud sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan peraturan.
b)
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c)
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia.
Berdasarkan
penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan dapat dikelompokan menjadi
dua:
a)
Budaya yang bersifat abstrak: merupakan
wujud ideal dari kebudayaan. Budaya ini berada di dalam alam pikiran manusia
berwujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan
cita-cita.
b)
Budaya yang bersifat kongkrit: sebagaimana
telah disebutkan koentjaraningrat wujud budaya kongkrit ini dengan sistem
sosial dan fisik, yang terdiri dari:
1)
Perilaku: cara bertindak atau
bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara
bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan
yang sama. Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di
masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia
diperlukan design for living atau
garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai bagian budaya.
2)
Bahasa: berfungsi sebagai alat berfikir
dan alat berkomunikasi. Ralph linton
menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam memperlambangkan
budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Sebagaimana
diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa menunjukan bangsa, artinya
bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya
kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat
dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang.
3)
Materi: hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat
rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan
sebagainya.
Klasifikasi
unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut:
a)
Items, unsur yang paling kecil dalam
budaya
b)
Traits, merupakan gabungan beberapa
unsur terkecil
c)
Kompleks budaya, gabungan beberapa dari
items dan trait
d)
Aktivitas budaya, merupakan gabungan
dari beberapa kompleks budaya. Gabungan dari beberapa aktivitas budaya
menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (cultural universal). Terjadinya
unsur budaya tersebut dapat melalui discovery,
yaitu penemuan yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya
tidak ada. Dan invention, yaitu
penemuan atau usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Herimanto
dan Winarno. (2011). Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Setiadi,
Elly M, et al. (2006). Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar