SURVEI FAILED STATE INDEX 2011-2014: MYANMAR TETAP DI PERINGKAT TERTINGGI SE-ASIA TENGGARA (VERSI 1) - GHEAZINE

GHEAZINE

KREASI DAN BERITA BUKANLAH HAL BIASA

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 07 September 2016

SURVEI FAILED STATE INDEX 2011-2014: MYANMAR TETAP DI PERINGKAT TERTINGGI SE-ASIA TENGGARA (VERSI 1)

Survei Failed State Index 2011-2014:  Myanmar Tetap Di Peringkat Tertinggi Se-Asia Tenggara (Versi 1)





Myanmar sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dan sebagai salah satu negara anggota di ASEAN telah menempati peringkat tertinggi atau teratas se-Asia tenggara terkait survey (data) Failed State Index dari The Fund For Peace (FFP) selama kurun waktu 2011-2014. Berdasarkan tabel 1 dari tahun 2011 hingga 2014, dilihat dari total skor dinyatakan bahwa Myanmar mengalami penurunan secara bertahap. Namun dari segi peringkat, di tahun 2014 Myanmar naik dua peringkat dari tahun 2013.  Walaupun dari periode 2011-2014 Myanmar mengalami penurunan skor, tetapi status Myanmar masih termasuk Alert atau waspada (dengan skor 90-120). Berdasarkan skor dan peringkatnya se-Asia Tenggara, Myanmar berada di urutan pertama selama periode 2011-2014 diantara 10 negara lainnya (lihat tabel 2). Selama periode tersebut juga, Myanmar tidak mengalami perubahan peringkat dan tetap berada di peringkat tertinggi di FSI yang dikeluarkan oleh FFP. Berdasarkan skornya, Myanmar bersama Timur Leste berstatus Alert, Singapura berstatus Stable, negara lainnya di Asia tenggara berstatus Warning. Meskipun Myanmar berada di posisi tertinggi, namun penurunan skor Myanmar lebih baik dibandingkan dengan negara Kamboja, Laos, Filipina, Thailand, Brunei, dan Singapura yang mengalami ketidakstabilan (naik dan turun) dalam periode 2011-2014.
Description: C:\Documents and Settings\Owner\My Documents\tabel 2.png,Description: C:\Documents and Settings\Owner\My Documents\tabel 3.png
 













Negara Gagal (Failed State) dan Indeks Negara Gagal (Failed State Index)

Terdapat beberapa pendapat mengenai apa itu negara gagal, Ulrich Schnechener yang menyebutkan negara gagal adalah negara yang tidak mampu dalam menjalankan atau memberikan tiga fungsi dasar negara, yaitu: keamanan, kesejahteraan, dan legitimasi atau penegakan hukum (Schnechener, 2006). Pendapat tokoh lain mengenai definisi negara gagal, yakni Robert I. Rotberg. Rotberg mengatakan bahwa negara gagal adalah negara yang tidak dapat lagi menjalankan fungsi-fungsi dasarnya (pendidikan, keamanan dan pemerintahan) yang biasanya dikarenakan kekerasan, kemiskinan yang ekstrim, dan vakumnya kekuasaan (Rotberg, 2004). Menurut Rotberg negara gagal memiliki ciri seperti, adanya ketegangan etnik dan komunal lainnya yang mengarah menjadi tindakan kekerasan Peningkatan tingkat kejahatan di kota, kemampuan untuk menyediakan barang-barang publik dalam ukuran yang memadai menurun atau menghilang, jaringan infrastruktur fisik memburuk, sekolah dan rumah sakit menunjukkan tanda-tanda penolakan atau penurunan, GDP perkapita dan indikator ekonomi lainnya menurun atau jatuh, tingkat korupsi tinggi, dan terjadi pelanggaran terhadap penegakan hukum.
Disamping itu, beberapa lembaga, seperti The Fund For Peace (FFP) Organization dan International Crisis Group (ICG), melihat negara gagal berdasarkan indeks negara gagal (failed states index). Indeks ini memuat indikator, skor, dan peringkat negara-negara di dunia dengan skala resiko status negara gagal yang berbeda-beda. Berdasarkan data dari FFP (2014) bahwa skala negara gagal secara umum ada empat skala (dilihat dari tingkat skor), diantaranya Alert atau waspada (90-120), warning atau peringatan (60-90), Stable atau (30-60), dan Sustainable atau berkelanjutan/aman (10-30). Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar skor dan semakin tinggi peringkatnya, maka suatu negara akan beresiko berstatus sebagai negara gagal. FSI juga berisi indikator-indikator dalam penilanian negara gagal, anatara lain sosial indicator indeks, economic indicator index, dan politci-militer indicator index (The Fund For Peace, 2010).





Indikator Politik-Militer, Sosial, dan Ekonomi Myanmar Tahun 2011-2014
Tabel 4. Skor Myanmar per Indikator Periode 2011-2014

Year
Demographic Pressures
Refugees and IDPs
Group Grievance
Human Flight
Uneven Development
Poverty and Economic Decline
Legitimacy of the State
Public Services
Human Rights
Security Apparatus
Factionalized Elites
External Intervention
2011
8.2
8.0
8.7
6.0
9.0
7.9
9.7
8.3
9.0
8.5
8.3
6.7
2012
7.9
8.2
8.7
5.7
8.7
7.6
9.4
8.4
8.6
7.5
8.6
6.9
2013
7.6
8.5
9
5.4
8.4
7.3
9
8.1
8.3
7.8
8.6
6.6
2014
7.3
8.2
9.3
5.3
8.1
7
9.3
8.3
8
8
8.6
6.9
Sumber: The Fund For Peace (2011; 2012; 2013; 2014)
1.      Indikator Politik-Militer
Dalam FSI, indikator politik-militer terdiri dari beberapa bagian, antara lain: (1) Legitimacy of The State; (2) Public Services; (3) Human Rights; (4) Security Apparatus; (5) Factionalized Elites; dan (5) External Intervention. Pada periode 2011-2014, Myanmar dipimpin oleh Presiden Thein Sein, dimana pada masa pemerintahannya merupakan transisi dari Junta militer ke arah Demokrasi (dw.com, (n.d)). Transisi ini menyebabkan skor failed state Myanmar dalam indicator politik dan militer mengalami penurunan sementara. Namun begitu, dilihat dari permasalahan terkait Kaum Minoritas Rohingya, juga menyebabkan Myanmar tetap tidak bisa menurunkan status Alert-nya.

2.      Indikator Sosial
Dalam FSI, indikator sosial terdiri dari beberapa bagian, antara lain: (1) Demographic Pressures; (2) Refugees and IDPs; (3) Group Gievance; dan (4) Human Flight. Permasalahan Sosial di Myanmar akan saling terkait dengan kaum minoritas Rohingya. Pada masa pemerintahan Junta Militer, Myanmar melakukan kekerasan bagi kaum Rohingya yang menyebabkan kecaman keras dari dunia internasional. Namun setelah transisi ke Demokrasi, pemerintah Myanmar mulai terbuka terhadap kelompok Rohingya. Namun begitu tidak bisa dijamin atas konflik Rohingya (Agama Islam/Kaum Minoritas) dan Rakhine (Agama Budha/Kaum Mayoritas) di Myanmar.

3.      Indikator Ekonomi
Dalam FSI, indikator ekonomi terdiri dari beberapa bagian, antara lain: (1) Uneven Development; dan (2) Poverty and Economic Decline. Berdasarkan garafik 1, GDP Myanmar mengalami peningkatan dari tahun 2011-2014 (tahun 2013 tidak terdata). Hal ini meneimbulkan penurunan skor Myanmar.  Bukan hanya itu saja, GDP per Capita Yunani juga mengalami peningkatan yang teratur. Dilihat berdasarkan table 4, skor Uneven Development mengalami penurunan dari 9,0 (2011) menjadi 8,1 (2014), dan Poverty and Economic Decline juga mengalami penurunan dari 7,9 (2011) menjadi 7 (2014).
Grafik 1. Tingkat GDP Myanmar 2006-2014
Description: Myanmar GDP
Grafik 2. Tingkat GDP Per Capita Myanmar 2006-2014
Description: Myanmar GDP per capita
Dapat disimpulkan bahwa walaupun Myanmar berada di posisi tertinggi atau teratas dalam Failed State Indeks (FSI) menurut FFP, namun Myanmar mengalami perbaikan atau pemulihan dengan penurunan skor FSI dari tahun 2011-2014. Hal ini dikarenakan upaya transisi pemerintahan dari Junta Militer yang kaku dan otoriter menjadi Demokrasi yang lebih fleksibel. Permasalahan Rohingya juga mengalami penurunan tensi setelah Thein Sein mencoba untuk melakukan keterbukaan terhadap Rohingya, meskipun permasalahan Rohingya-Rakhine belum bias diatasi sepenuhnya.


DAFTAR PUSTAKA
Buku
Rotberg, Robert I. (2004). Failed States, Collapse States, Weak States: Causes and Indicators. New Jersey: Princeton University Press
Schnechener, Ulrich. (2006). Fragile Statehood, Armed Non-State Actors and Security Governance, diedit oleh Alan Bryden dan Marina Caprini. Jenewa, LIT, dan DCAF: Private Actors and Security Governance
The Fund For Peace. (2011). The Failed State Index 2010. Washington D.C.: The Fund For Peace
The Fund For Peace. (2012). The Failed State Index 2010. Washington D.C.: The Fund For Peace
The Fund For Peace. (2013). The Failed State Index 2010. Washington D.C.: The Fund For Peace
The Fund For Peace. (2014). The Failed State Index 2010. Washington D.C.: The Fund For Peace

Sumber Lain
_________.(n.d). Myanmar GDP Per Capita. 17 Juni 2016
http://www.tradingeconomics.com/myanmar/gdp-per-capita
_________.(n.d). Myanmar GDP. 17 Juni 2016
http://www.tradingeconomics.com/myanmar/gdp
_________.(n.d). Rohingya Sebenarnya Bukan Konflik Agama. 17 Juni 2016.

http://www.dw.com/id/rohingya-sebenarnya-bukan-konflik-agama/a-18683571

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages